Di Akhir Rasa Itu

Pernahkah anda berasakan seperti ditinggalkan? Masa berlalu begitu pantas tidak pernah meninggal tanda pesan. Saat anda memendam pilu sendirian dan di situlah dirasakan siksanya menanti saat indah kembali berulang. Jika pertemuan resminya akan berakhir dengan perpisahan, begitulah resminya kita tidak dapat lari dari kesunyian.

Berada keseorangan di dalam sebuah kamar hanya ditemani cahaya yang tak bisa menuturkan kata-kata. Satu persatu detik indah yang dirasakan abadi, kini dikenang hanya akan mengundang perasaan duka. Hati bagaikan mengalir darah sejuk membentuk lohong sunyi yang tidak punya suara. Gelap dan hampa.

Apakah gunanya kenangan indah? Tidakkah setiap kali meniti saat indah kita perlu takut untuk mengakhirinya kerana keindahan itu akan menjadi makanan kedukaan? Siapakah yang anda impikan untuk mendamba hati ketika itu? Hanya perasaan rindu yang menyelubungi, juga rindu yang menyiksakan jiwa. Sebutlah namanya seratus kali, namun tidak kunjung tiba kerana dia bukan milikmu di waktu itu.

Cinta satu malam membuat dirimu melayang. Cinta satu perasaan memusnahkan impian. Cinta satu angan tiada kesampaian. Jika takut pada kesunyian, jujurlah pada diri dan maklumkan pada bulan bahawa bintang bisa menemankan. Jika berduka, keringkan air matamu. Bukalah hati supaya menerima apa jua keadaan dengan penuh kekuatan dan nantikanlah dingin malam mendodoi lena membuai mimpi indah agar yang dirindui bisa mendampingi. Tidurlah selagi belum cahaya mentari menjemput bulan pergi. Sebaik angin pagi menghembus pipi, berlarilah kepadanya dan nyatakan hasrat hatimu, semoga kekuatan semalam menjadi aspirasi di kesempatan hari baru.